会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama!

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

时间:2025-06-10 03:40:47 来源:quickq最新的充值流程 作者:知识 阅读:704次
Warta Ekonomi,quickq怎么样 Jakarta -

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas setelah presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap semua impor dari China. Ancaman ini disebut akan mulai berlaku pada 20 Januari 2025,yaitu saat Trump resmi menjabat. 

Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar China di Washington menyebut bahwa tidak ada pihak yang akan memenangkan perang dagang.

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

“China percaya bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara saling menguntungkan,” ujar Liu Pengyu, Juru Bicara Kedubes China, dikutip oleh Reuters pada Selasa (26/11/2024). Liu menegaskan, “Tidak seorang pun akan memenangkan perang dagang atau perang tarif.”

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Ancaman tarif tambahan dari Trump ini terkait dengan tuntutan agar China menghentikan aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil, ke AS. 

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Mengenai hal itu, Liu menjelaskan bahwa China telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi perdagangan narkoba, khususnya setelah pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pada tahun lalu.

“China telah memberitahu AS tentang kemajuan yang dicapai dalam operasi penegakan hukum terhadap narkotika di Amerika,” papar Liu. Ia juga menegaskan bahwa rumor mengenai China sengaja membiarkan prekursor fentanil mengalir ke AS tidaklah benar.

Baca Juga: Harga Minyak Global Naik Lagi, Permintaan China Diprediksi Akan Naik

Langkah konkret menghentikan perdagangan gelap bahan kimia yang digunakan dalam produksi fentanil, salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat, telah terwujud secara bertahap. Seperti diketahui, AS telah mendesak China untuk memperketat penegakan hukum, menangani keuangan gelap, dan meningkatkan pengawasan terhadap bahan kimia tersebut.

Hasilnya, pada Juni 2024, Jaksa Agung China mendesak pejabat penegak hukum untuk fokus pada pemberantasan perdagangan narkoba. Langkah ini merupakan bagian dari penyelidikan gabungan antara kedua negara tersebut. 

Dua bulan kemudian, pada Agustus 2024, China mengumumkan siap memperketat kontrol terhadap tiga bahan kimia bahan baku produksi fentanil.

(责任编辑:探索)

相关内容
  • Para Penjahit Indonesia Raya Yakin Prabowo Mampu Beri Perhatian Terhadap Dunia Garmen
  • KPU Siapkan Alat Bantu Pada Debat Cawapres: Hanya Kertas dan Ballpoint
  • Ayah Sultan Rifat Pastikan Kasus di PMJ Tidak Berhenti
  • Waspada Modus Penculikan Turis di Thailand, Polisi Ikut Terlibat
  • Pekerja dan Petani Tembakau Desak Moratorium Kenaikan Cukai Tiga Tahun
  • Warga Lokal Keberatan, Pemerintah Siapkan Jalan Keluar Soal Pengungsi Rohingya
  • FOTO: Pendaki Nepal dan Inggris Pecah Rekor Terbanyak Puncaki Everest
  • Mencicip Produk Segar dan Wine Terbaik Australia Cukup di Jakarta
推荐内容
  • Kejati DKI Jakarta Tunjuk 6 Jaksa Teliti Berkas Kasus Pemerasan Firli Bahuri
  • Jelang Water World Forum Ke
  • Sidang Perdana Praperadilan Wamenkumham Eddy Hiariej Lawan KPK Digelar 11 Desember 2023
  • Mangrove Dubai, Proyek Fantastis Bangun Pesisir Terbesar di Dunia
  • Imbas Pemecatan KH Marzuki Mustamar, Desakan MLB NU Meluas
  • Polda Sumsel Galakkan Razia Miras Oplosan